Latar Belakang

      Firman Allah SWT:Wahai sekalian orang-orang yang beriman! Mintalah pertolongan (untuk menghadapi susah payah dalam menyempurnakan sesuatu perintah Tuhan) dengan bersabar dan dengan (mengerjakan) sembahyang kerana sesungguhnya Allah menyertai (menolong) orang-orang yang sabar” [Al-Baqarah: 153]

 “Dan sungguh akan Kami berikan cubaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,”Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” [Al Baqarah: 155-157]

    Pengamalan Islam di hospital amatlah terhad. Pesakit berasa diri terlalu uzur untuk solat sementara doktor dan jururawat sibuk dengan kerja masing-masing. Masing-masing hanyut dalam dunia masing-masing.Rasionalnya, pesakit mestilah lebih mendekatkan diri dengan Allah di waktu kesakitan, kerana Allahlah yang menguji mereka dengan sakit itu. Serta sabar dengan ujian, agar mereka beroleh ganjaran atas ujian yang ditimpakan.

    Sakit bukanlah alasan kita melupakan Allah SWT. Sakit adalah musibah, tapi sabar dalam sakit itu adalah rahmat, sabda Rasulullah: “Tidak ada seorang muslim yang terkena gangguan berupa penyakit, atau selainnya, kecuali Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya seperti pohon menggugurkan daunnya” [HR Al-Bukhari dan Muslim]

    Maka, menjadi satu kelebihan bahkan kewajipan seorang doktor Muslim mengetahui hukum-hakam berkenaan ibadah pesakit dan tatacara ibadah pesakit yang mana Allah telah memudahkan dengan rukhsah (kemudahan). Rasulullah s.a.w. ketika mengutuskan Muaz dan Abu Musa ke Yaman, baginda bersabda: “Sesungguhnya agama Islam agama yang mudah. Maka, permudahkanlah dan jangan kamu menyusahkan, sampaikan khabar gembira dan jangan membuat mereka lari”.[HR Bukhari dan Muslim]